Peningkatan target ini sejalan dengan komitmen BPBD Jatim untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Pembentukan Destana diharapkan dapat meminimalisir dampak kerusakan dan korban jiwa saat bencana terjadi.
“Kita targetkan pembentukan 70 Destana ini rampung pada Bulan September mendatang,” ujar Analis Kebencanaan Ahli Muda Bidang Pencegahan BPBD Jatim, Dadang Iqwandy, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/5/2024).
Pembentukan Destana akan dimulai pada 7 Mei 2024 di Kabupaten Gresik dan Kabupaten Madiun. Selanjutnya, program ini akan dilanjutkan di Kabupaten Bojonegoro, Sumenep, Banyuwangi, Malang, Pamekasan, dan beberapa daerah lainnya.
Pada tahap awal, 19 desa/kelurahan yang tersebar di 11 kabupaten/kota akan menjadi sasaran pembentukan Destana. Salah satu desa yang menjadi sasaran adalah Desa Sungairujing di Kecamatan Sangkapura, Gresik, yang baru saja terkena gempa bumi beberapa waktu lalu.
Meningkatkan Desa Tangguh Bencana di Jatim
Hingga akhir tahun 2023, Jatim telah memiliki 1.659 Destana. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2022 yang masih sebanyak 1.542 desa.
Meskipun demikian, masih terdapat 2.742 desa/kelurahan di Jatim yang masuk kategori rawan bencana. Oleh karena itu, BPBD Jatim terus berupaya untuk meningkatkan jumlah Destana di wilayahnya.
Pembentukan Destana dilakukan melalui berbagai tahapan, mulai dari sosialisasi, pelatihan, hingga pendampingan. Masyarakat di desa-desa yang menjadi sasaran program ini akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi bencana alam.
Selain itu, desa-desa tersebut juga akan dibantu dalam membangun infrastruktur dan sistem penanggulangan bencana yang memadai.
Dengan meningkatnya jumlah Destana, diharapkan Jatim akan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi bencana alam. Masyarakat di desa-desa tersebut akan lebih siap siaga dan mampu meminimalisir dampak kerusakan dan korban jiwa saat bencana terjadi.