Citarum Harum: Dari Sungai Tercemar Menjadi Kebanggaan Indonesia di World Water Forum
Jakarta – Sungai Citarum, dahulu dikenal sebagai salah satu sungai tercemar terparah di dunia, kini menjadi contoh cemerlang pemulihan lingkungan. Berkat program Citarum Harum, sungai sepanjang 297 kilometer ini bangkit kembali, tak hanya untuk masyarakat Jawa Barat, tapi juga untuk Indonesia di mata dunia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, yang juga Ketua Panitia Nasional World Water Forum ke-10, menggarisbawahi peran kolaborasi multi-stakeholder dalam program ini. “Citarum Harum merupakan hasil sinergi luar biasa dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, akademisi, pengusaha, masyarakat, dan media,” ujar Luhut, dikutip dari buku “Citarum Harum: Merawat Sungai Menyelamatkan Kehidupan” (12/5/2024).
Kerja sama ini membuahkan hasil nyata. Pencemaran air Citarum yang tadinya berat, kini berangsur membaik menjadi ringan. Upaya penghijauan di hulu sungai masif dilakukan, pengelolaan sampah di sepanjang DAS dioptimalkan, penegakan hukum terhadap pencemar lingkungan diperketat, dan tak lupa edukasi serta pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai.
Keberhasilannya tak berhenti di situ. Indonesia membawa praktik baik ini ke panggung World Water Forum ke-10 di Nusa Dua, Bali, 18-25 Mei 2024. Citarum Harum menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam menjaga kelestarian sumber daya air.
Lebih dari sekadar sungai, adalah simbol. Sungai yang bersih dan sehat mencerminkan tekad bangsa untuk melestarikan alam. Seperti kata Menko Luhut, “Menjaga Citarum berarti menjaga laut, dan menjaga laut berarti menjaga Indonesia.”
Kisahnya adalah inspirasi bagi sungai-sungai lain di Indonesia, bahkan dunia. Sebuah pengingat bahwa kolaborasi, kegigihan, dan komitmen mampu mengubah hal yang mustahil menjadi kenyataan.
