Siarnews.com – NATO mendesak anggotanya untuk mengatasi tren proteksionis dan menyetujui standar tunggal untuk amunisi artileri untuk meningkatkan produksi amunisi 155mm yang sangat dibutuhkan sambil menurunkan harga yang melonjak sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Negara-negara Barat telah berjuang untuk meningkatkan produksi amunisi artileri karena Kyiv, yang menembakkan ribuan peluru sehari, telah membakar persediaan lebih cepat daripada yang dapat diproduksi oleh sekutu.
“NATO mendorong anggotanya untuk mengatasi hambatan proteksionis dan menyetujui standar tunggal untuk amunisi artileri 155mm,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam sebuah pernyataan.
“Ini akan membantu kita untuk meningkatkan produksi amunisi yang sangat dibutuhkan dan memastikan bahwa pasukan Ukraina memiliki apa yang mereka butuhkan untuk membela diri.”
Standar tunggal untuk amunisi artileri akan memungkinkan produsen dari berbagai negara untuk memproduksi amunisi yang kompatibel dengan senjata artileri sekutu lainnya. Ini akan membantu untuk meningkatkan produksi amunisi secara keseluruhan dan menurunkan biaya.
NATO juga mendesak anggotanya untuk mencegah proteksionisme. Proteksionisme adalah kebijakan ekonomi yang bertujuan melindungi industri domestik dari persaingan asing. Proteksionisme dapat menghambat produksi amunisi dengan mempersulit produsen untuk mendapatkan bahan baku dan komponen dari pemasok asing.
“Kita perlu memastikan bahwa produsen amunisi memiliki akses ke bahan baku dan komponen yang mereka butuhkan, terlepas dari negara asalnya,” kata Stoltenberg. “Ini penting untuk meningkatkan produksi amunisi dan mendukung Ukraina.”
Seruan NATO untuk standar amunisi umum dan pencegahan proteksionisme adalah langkah penting untuk meningkatkan produksi amunisi dan memastikan bahwa Ukraina memiliki apa yang dibutuhkan untuk membela diri dari invasi Rusia.
