Padang Panjang, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, baru-baru ini dilanda banjir bandang lahar dingin yang menyebabkan beberapa ruas jalan terputus. Bencana ini tak hanya mengganggu akses transportasi, namun juga berdampak signifikan pada aktivitas ekonomi, terutama di pasar-pasar tradisional.
“Secara umum, harga-harga tidak banyak berubah. Namun, selama masa tanggap darurat ini, terjadi penurunan transaksi di Pasar Pusat, Pasar Kuliner, dan Pasar Sayur Bukit Surungan,” ungkap Putra Dewangga, Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kota Padang Panjang, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (20/5/2024).
Putusnya akses jalan membuat jarak tempuh menjadi lebih jauh, mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat. Menyikapi situasi ini, Penjabat (Pj) Wali Kota Padang Panjang, Sonny Budaya Putra, menginstruksikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melakukan inventarisasi dampak inflasi di kota tersebut.
“Kami berharap dampaknya tidak terlalu besar terhadap perekonomian Daerah ini,” ujar Putra Dewangga.
Inflasi Padang Panjang April 2024: 3,70% (yoy), 0,22% (mtm)
Sebagai catatan, inflasi Padang Panjang pada April 2024 tercatat sebesar 3,70% secara tahunan (year on year/yoy) dan 0,22% secara bulanan (month to month/mtm). Indeks Perkembangan Harga (IPH) untuk minggu ketiga Mei 2024 berada di angka 2,5, mengindikasikan fluktuasi harga sedang. Komoditi utama yang berkontribusi terhadap fluktuasi ini adalah cabai merah, daging ayam ras, dan bawang merah.
“Secara umum, harga 48 komoditas relatif stabil. Hanya delapan komoditas yang mengalami fluktuasi, dua naik dan enam turun,” jelas Putra Dewangga.
