Militer

Pakistan Menggunakan JF-17, J-10C, dan CM-400 dalam Latihan Militer untuk Menghadapi Sistem S-400 India

×

Pakistan Menggunakan JF-17, J-10C, dan CM-400 dalam Latihan Militer untuk Menghadapi Sistem S-400 India

Sebarkan artikel ini
Latihan Militer pakistan untuk Menghadapi Sistem S-400 India
JF-17 Pakistan

Siarnews.com – Pakistan telah menggunakan pesawat tempur JF-17, J-10C, dan rudal anti-radiasi CM-400 dalam latihan militer untuk menghadapi sistem pertahanan udara S-400 India. Latihan militer ini, dengan sebutan Indus Shield, melibatkan simulasi serangan udara oleh Pakistan terhadap India. Pesawat tempur JF-17 dan J-10C untuk menembus pertahanan udara India, sementara rudal CM-400 untuk menghancurkan sistem radar India.

Menurut laporan media Pakistan, ini berhasil menunjukkan kemampuan Pakistan untuk menghadapi sistem pertahanan udara S-400 India. Penggunaan JF-17, J-10C, dan CM-400 oleh Pakistan untuk menghadapi S-400 India menandai perkembangan penting dalam persaingan militer antara kedua negara tersebut.

S-400 adalah sistem pertahanan udara yang sangat canggih. Kemampuan Pakistan untuk menghadapinya menunjukkan bahwa Pakistan telah meningkatkan kemampuan militernya secara signifikan. Penggunaan JF-17 dan J-10C oleh Pakistan juga menarik, karena kedua pesawat tempur ini merupakan pengembangan dari China. China adalah sekutu dekat Pakistan. Sehingga  penggunaan pesawat tempur China oleh Pakistan menunjukkan bahwa China mendukung Pakistan dalam persaingannya dengan India.

Baca Juga :  Rusia Kirim 15.000 Ton Amunisi dan Bahan Bakar ke Ukraina Setiap Hari

Latihan militer Pakistan ini juga mengirimkan pesan yang jelas kepada India. Bahwa Pakistan tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan militernya jika diperlukan. Pakistan telah selama ini menuduh India melakukan agresi militer di Kashmir, dan latihan militer ini menunjukkan bahwa Pakistan siap untuk menghadapi India jika terjadi konflik.

Perkembangan ini perlu dipantau dengan cermat, karena peningkatan persaingan militer antara Pakistan dan India dapat berdampak negatif pada stabilitas kawasan Asia Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *