Kemenhub Dorong Percepatan Angkutan Umum Listrik di Jabodetabek untuk Udara Lebih Sehat
Jakarta – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) terus berkomitmen untuk menurunkan emisi dan polusi udara di Jabodetabek. Salah satu upayanya adalah dengan mempercepat pengembangan, seperti JRC, feeder LRT Jabodebek, dan Transjabodetabek.
“Kami menargetkan 25% penduduk Jabodetabek atau sekitar 7,97 juta jiwa dapat terlayani angkutan umum massal dalam radius 500 meter dari titik simpul,” ujar Plt. Sekretaris BPTJ Hananto Prakoso dalam acara “Konsultasi Pemangku Kepentingan dalam Rangka Percepatan Pengembangannya di Jabodetabek” pada Rabu (1/5/2024).
Hananto menjelaskan bahwa angkutan umum berbasis listrik memiliki banyak keuntungan, seperti emisi gas buang yang lebih rendah, kebisingan yang lebih minim, dan biaya operasi yang lebih hemat.
“Di wilayah Jakarta, potensi untuk melayani angkutan umum massal mencapai 7,3 juta jiwa atau lebih dari 65 persen penduduk Jakarta. Sementara untuk wilayah Bodetabek cakupannya kurang dari 5 persen atau hanya 656 ribu jiwa saja,” jelas Hananto.
Upaya Kemenhub ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Direktur Konservasi Energi ESDM Hendra Iswahyudi mengatakan bahwa sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di Indonesia.
“Elektrifikasi kendaraan menjadi kunci untuk mengurangi emisi gas buang dari sektor transportasi. Kami siap mendukung BPTJ dalam mengembangkan angkutan umum berbasis listrik di Jabodetabek,” ujar Hendra.
Saat ini, beberapa pihak swasta telah mulai berinvestasi dalam angkutan umum berbasis listrik di Jabodetabek. Mayasari Bakti, misalnya, telah mengoperasikan 52 unit bus listrik dan 15 unit stasiun pengisian daya. Sinarmas Land juga telah mengoperasikan satu unit bus listrik di kawasan BSD City.
“Investasi di sektor transportasi memiliki potensi yang besar dan dapat mencapai 8 triliun rupiah. Bank Mandiri siap mendukung pembiayaan pengadaan armada angkutan umum berbasis listrik,” ujar Head of Industry & Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani.
Kemenhub berharap dengan konsistensi dan kolaborasi dari semua pihak, angkutan umum berbasis listrik dapat segera menjadi solusi untuk mewujudkan udara yang lebih bersih dan sehat di Jabodetabek.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan angkutan umum listrik dapat menjadi pilihan utama masyarakat untuk bermobilitas di Jabodetabek.